Minggu, 09 Juni 2013

Kesehatan Mental : Gangguan Stres


Stres
Pengertian Stres
Stres dalam arti secara umum adalah perasaan tertekan, cemas dan tegang. Dalam bahasa sehari – hari stres di kenal sebagai stimulus atau respon yang menuntut individu untuk melakukan penyesuaian. stres adalah keadaan internal yang dapat diakibatkan oleh tuntutan fisik dari tubuh atau kondisi lingkungan dan sosial yang dinilai potensial membahayakan, tidak terkendali atau melebihi kemampuan individu untuk mengatasinya. Stres juga adalah suatu keadaan tertekan, baik secara fisik maupun psikologis.
Stres juga diterangkan sebagai suatu istilah yang digunakan dalam ilmu perilaku dan ilmu alam untuk mengindikasikan situasi atau kondisi fisik, biologis dan psikologis organisme yang memberikan tekanan kepada organisme itu sehingga ia berada diatas ambang batas kekuatan adaptifnya. Stres merupakan mekanisme yang kompleks dan menghasilkan respon yang saling terkait baik fisiologis, psikologis, maupun perilaku pada individu yang mengalaminya, dimana mekanisme tersebut bersifat individual yang sifatnya berbeda antara individu yang satu dengan individu yang lain.
stres memiliki memiliki tiga bentuk yaitu:

1. Stimulus, yaitu stres merupakan kondisi atau kejadian tertentu yang menimbulkan  stres atau disebut juga dengan stressor.
2. Respon, yaitu stres yang merupakan suatu respon atau reaksi individu yang muncul  karena adanya situasi tertentu yang menimbulkan stres. Respon yang muncul dapat secara psikologis, seperti: jantung berdebar, gemetar, pusing, serta  respon psikologis seperti: takut, cemas, sulit berkonsentrasi, dan mudahtersinggung.
3. Proses, yaitu stres digambarkan sebagai suatu proses dimana individu secara aktif dapat mempengaruhi dampak stres melalui strategi tingkah laku, kognisi maupun afeksi.

Penyebab Stres atau Stressor
Stressor adalah faktor-faktor dalam kehidupan manusia yang mengakibatkan terjadinya respon stres. Stressor dapat berasal dari berbagai sumber, baik dari kondisi fisik, psikologis, maupun sosial dan juga muncul pada situasi kerja, dirumah, dalam kehidupan sosial, dan lingkungan luar lainnya. stressor dapat berwujud atau berbentuk fisik (seperti polusi udara) dan dapat juga berkaitan dengan lingkungan sosial (seperti interaksi sosial). Pikiran dan perasaan individu sendiri yang dianggap sebagai suatu ancaman baik yang nyata maupun imajinasi dapat juga menjadi stressor.

Sumber – sumber yang dapat menyebabkan stres yaitu:
a.    life events atau peristiwa – peristiwa dalam kehidupan , baik yang bersifat negative maupun positif , seperti kriminalitas , pemerkosaan , kekerasan , kehilangan anggota keluarga, bencana alam dan pertengkaran
b.    frustrassion terjadi ketika suatu tujuan atau motif seseorang tidak terpenuhi atau terpuaskan.
c.    Conflict merupakan keadaan dimana seseorang individu tidak dapat memenuhi tujuan atau motifnya karena adanya gangguan dari orang lain.
d.    Preasure yaitu tekanan merupakan stress yang muncul karena disebabkan oleh ancaman kejadian negative.
e.    Daily hassles yaitu kejadian kecil yang terjadi berulang-ulang setiap hari seperti masalah kerja di kantor, sekolah dan sebagainya.
f.      Personal stressor yaitu ancaman atau gangguan yang lebih kuat atau kehilangan besar terhadap sesuatu yang terjadi pada level individual seperti kehilangan orang yang dicintai, kehilangan pekerjaan, masalah keuangan dan masalah pribadi lainnya.
g.    Environtmental kondisi lingkunngan seperti suhu ruangan , polusi udara , lebisingan dan lain- lain.

umur adalah salah satu faktor penting yang menjadi penyebab stres, semakin bertambah umur seseorang, semakin mudah mengalami stres. Hal ini antara lain disebabkan oleh faktor fisiologis yang telah mengalami kemunduran dalam berbagai kemampuan seperti kemampuan visual, berpikir, mengingat dan mendengar. Pengalaman kerja juga mempengaruhi munculnya stres kerja. Individu yang memiliki pengalaman kerja lebih lama, cenderung lebih rentan terhadap tekanan-tekanan dalam pekerjaan, daripada individu dengan sedikit pengalaman

Reaksi Psikologis terhadap Stres
·       Anxiety ( kecemasan )
Merupakan emosi yang tidak menyenangkan yang ditandai dengan munculnya khawatir, ketegangan / tertekan , ketakutan pada sesuatu yang akan terjadi dan ketakutan yang mana tanda – tanda ini dialami dalam derajat yang berbeda –beda pada masing – masing individu.
·       Anger and Aggression ( kemarahan dan agresi)
Merupakan reaksi psikologis berupa kemarahan yang mengarah pada perilaku agresi ( baik berupa tindakan fisik atau verbal ) ketika individu mengalami frustasi. Perilaku agresi ditunjukan langsung pada sumber stress ( direct aggression ) atau dengan menyerang orang yang tidak bersalah dan objek – objek yang ada disekitarnya menjadi tempat pelampiasan kemarahan.
·       Apathy and Depression ( ketidakberdayaan dan depresi )
Merupakan reaksi psikologis berupa menarik diri dan merasa tidak berdaya menghadapi peristiwa – peristiwa yang tidak terkontrol.
·       Cognitive Impairment ( penurunan fungsi kognitif)
Merupakan reaksi psikologis akibat stress yang ditandai dengan sulit berkonsentrasi, sulit untuk berpikir secara logis dan pemikiran yang mudah teralihkan dalam melakukan tugas – tugas atau masalah yang kompleks.
Faktor – faktor yang mempengaruhi Penilaian terhadap Stress
Penilaian individu terhadap sesuatu yang dianggap stress dipengaruhi oleh dua faktor :
1)  . Faktor Individu : meliputi itelektual , motivasi dan kepribadian
2)  . Faktor Situasi : meliuputi besar kecilnya tuntutan keadaan yang dilihat stress.
 Tiga tahapan dalam Stres
Ada tiga tahapan dalam stress menurut GAS ( General Adaption Syndrome ) yaitu :
1)    . Alarm Reaction
Merupakan respon terhadap kondisi stress yang muncul secara fisik terjadi perubahan pada tubuh  contohnya seperti tegang , cemas dan lain – lain.

2)    . Resistance
Kondisi dimana tubuh berhasil melakukan adaptasi terhadin stress
3)    . Exhaustion
Kondisi jika stress berkelanjutan sehingga individu menjadi rapuh . secara fisiologis mungkin terjadi halusinasi, dulusi.

Appraisal

Penilaian terhadap suatu keadaan yang dapat menyebabkan stres disebut stress appraisals. Menilai suatu keadaan yang dapat mengakibatkan stress tergantung dari 2 faktor, yaitu faktor yang berhubungan dengan orangnya (Personal factors) dan faktor yang berhubungan dengan situasinya. Personal factors didalamnya termasuk intelektual, motivasi, dan personality characteristics. Sedangkan faktor situasi yang ,mempengaruhi stress appraisals, yaitu:
a. Kejadian yang melibatkan tuntutan yang sangat tinggi dan mendesak sehingga
menyebabkan ketidaknyamanan

b. Life transitions, dimana kehidupan mempunyai banyak kejadian penting yang menandakan berlalunya perubahan dari kondisi atau fase yang satu ke yang lain, dan menghasilkan perubahan substansial dan tuntutan yang baru dalam kehidupan kita.

c. Timing juga berpengaruh terhadap kejadian-kejadian dalam kehidupan kita, dimana apabila kita sudah merencanakan sesuatu yang besar dalam kehidupan kita dan timing-nya meleset dari rencana semula, juga dapat menimbulkan stres.

d. Ambiguity, yaitu ketidakjelasan akan situasi yang terjadi

e. Desirability, ada beberapa kejadian yang terjadi diluar dugaan kita

f. Controllability, yaitu apakah seseorang mempunyai kemampuan untuk merubah atau menghilangkan stressor. Seseorang cenderung menilai suatu situasi yang tidak terkontrol sebagai suatu keadaan yang lebih stressful, daripada situasi yang terkontrol.

Ancaman merupakan konsep kunci dalam memahami stress.  mengungkapkan bahwa individu yang tidak akan merasakan suatu kejadian sebagai suatu gangguan bila stressor tersebut diinterpretasikan sebagai hal yang wajar. Ancaman adalah suatu penilaian subjektif dari pengaruh negatif yang potensial dari stressor. Transactions yang mengarah pada kondisi stres umumnya melibatkan proses assesment yang disebut sebagai cognitive appraisals  adalah suatu proses mental, dimana ada dua factor yang dinilai oleh seseorang: (1) apakah sebuah tuntutan mengancam kesejahteraannya dan    (2) resources yang tersedia untuk memenuhi tuntutan tersebut.

Coping
Individu dari semua umur mengalami stres dan mencoba untuk mengatasinya. Karena ketegangan fisik dan emosional yang menyertai stres menimbulkan ketidaknyaman, seseorang menjadi termotivasi untuk melakukan sesuatu untuk mengurangi stres. Hal-hal yang dilakukan bagian dari coping .
coping adalah proses dimana seseorang mencoba untuk mengatur perbedaan yang diterima antara demands dan resources yang dinilai dalam suatu keadaan yang stressful.coping sebagai segala usaha untuk mengurangi stres, yang merupakan proses pengaturan atau tuntutan (eksternal maupun internal) yang dinilai sebagai beban yang melampaui kemampuan seseorang. usaha coping sangat bervariasi dan tidak selalu dapat membawa pada solusi dari suatu masalah yang menimbulkan situasi stres. Individu melakukan proses coping terhadap stres melalui proses transaksi dengan
lingkungan, secara perilaku dan kognitif.

Fungsi Coping

Proses coping terhadap stres memiliki 2 fungsi utama yang terlihat dari bagaimana gaya menghadapi stres, yaitu :
1. Emotional-Focused Coping
Coping ini bertujuan untuk melakukan kontrol terhadap respon emosional terhadap situasi penyebab stres, baik dalam pendekatan secara behavioral maupun kognitif.  individu cenderung menggunakan Emotional-Focused Coping ketika individu memiliki persepsi bahwa stresor yang ada tidak dapat diubah atau diatasi.
2. Problem-Focused Coping,
Coping ini bertujuan untuk mengurangi dampak dari situasi stres atau memperbesar sumber daya dan usaha untuk menghadapi stres.  mengemukakan bahwa individu cenderung menggunakan Problem Focused Coping ketika individu memiliki persepsi bahwa stressor yang ada dapat diubah

Metode Coping Stress
Ada berbagai jenis strategi coping, baik secara problem-focused maupun emotion-focused, antara lain:
1. Planful problem solving yaitu usaha untuk mengubah situasi, dan menggunakan usaha untuk memecahkan masalah.
2. Confrontive coping yaitu menggunakan usaha agresif untuk mengubah situasi,  mencari penyebabnya dan mengalami resiko.
3. Seeking social support yaitu menggunakan usaha untuk mencari sumber dukungan informasi, dukungan sosial dan dukungan emosional.
4. Accepting responsibility yaitu mengakui adanya peran diri sendiri dalam masalah
5. Distancing yaitu menggunakan usaha untuk melepaskan dirinya, perhatian lebih kepada hal yang dapat menciptakan suatu pandangan positif.
6. Escape-avoidance yaitu melakukan tingkah laku untuk lepas atau menghindari.
7. Self-control yaitu menggunakan usaha untuk mengatur tindakan dan perasaan diri sendiri.
8. Positive reappraisal yaitu menggunakan usaha untuk menciptakan hal-hal positif dengan memusatkan pada diri sendiri dan juga menyangkut religiusitas.

Kesimpulan
Stress adalah reaksi emosional yang tidak menyenagkan yang ditunjukan oleh seseorang  , ketiksa orang tersebut memaknai suatu peristiwa sebagai sesuatu yang menimbulkan ancaman. Ada dua gangguan pada stress yaitu :
·      Gangguan stress akut adalah gangguan kecemasan yang berkembang setelah peristiwa traumatis  dengan simtom – simtom seperti depersonalisasi , kebingungan , kecemasan yang sangat intens.
·       Gangguan stress pasca trauma : gangguan kecemasan yang ditandai oleg beberapa simtom yang menekan yang dialami individu selama lebih dari sebulan pasca kejadian traumatis.

Daftar Pustaka
Halgin P Richard dan Susan Krauss Whitbourne , psikologi abnormal ,
2009 edisi 6 buku 1
Fudyartanta Ki ,Psikologi umum 1 & 2
Feist Jess dan Feist J Gregory ,teori kepribadian edisi 7