Senin, 29 April 2013

tugas softskill kesehatan mental


Alicia Citra Lyana ( 10511601)
2PA03
Teori Behavioristik ( Teori Belajar)
Behaviorisme adalah teori mekanistik menjelaskan perilaku yang teramati sebagai respons terhadap pengalaman yang bisa diramalkan. Atau Behaviorisme bisa didefinisikanh sebagai teori belajar yang menekankan pada peran lingkungan yang dapat diramalkan dalam memunculkan perilaku yang teramati.
Penelitian perilaku berfokus pada belajar mengasosiasikan ( associative learning), dimana hubungan mentalndibentuk anatara dua rangsangan , atau peristiwan sensoris . dua bentuk belajar mengasosiasikan adalah classical conditioning dan operant conditioning.

Teori belajar , Ivan Paplov

Classical conditioning

Ditemukan oleh fisiolog Rusia bernama Ivan Paplov (1849 -1936) , pembelajaran yang didasarkan pada asosiasi sebuah stimulus yang biasanya tidak memunculkan suatu respons khusus dengan stimulus lain yang memunculkan respons tersebut. Paplov membuat berbagai eksperimen dimana anjing- anjing belajar mengeluarkan air liurnya pada saat bunyi bel, lonceng, metronom dan sinyal – sinyal lainnya pada waktu makan. Dimana sebuah respon alami ( air liur ) terhadap sebuah stimulus ( makanan) dialihkan pada stimulus kedua ( bunyi- bunyian ).
Seorang tokoh behaviorisme AS bernama John B. Watson pada tahun ( 1878 -1958) menerapkan teori rangsangan- respons ( stimulus response) kepada anak-anak mengklaim bahwa ia dapat membentuk bayi dengan caranya. Dalam salah satu demostrasi classical conditioning Watson berusaha mengajari bayi bernama Little Albert yang berusia 11 bulan, untuk takut pada objek- objek untuk takut pada objek berbulu . pada penelitian ini Albert dipaparkan dengan sebuah suara keras sesaat sebelum ia akan membelai seekor tikus putih berbulu. Suara itu menqakutkannya sehingga si anak mulai menangis . setelah tikus dengan suara keras dipasangkan berulang-ulang. Watson melaporkan bahwa Albert mengerang ketakutan kapan pun ia melihat tikus.
Classical conditioning merupakan bentuk belajar alamiah yang muncul, bahkan tanpa adanya intervensi . dengan belajar mengenai berbagai peristiwa yang berkaitan anak- anak dapat mengantisipasi hal yang akan terjadi , dan pengetahuan ini menjadikan dunia mereka tempat yang lebih teratur dan dapat diramalkan.

Operant conditioning , B. F Skinner

Dalam contoh kasus seorang bayi bernama Terrel berbaring dengan tenang di ranjangnya . ketika kebetulan ia tersenyum , ibunya menghampiri ranjang Terrel dan bermain dengan ibunya. Kemudian , ayahnya melakukan hal yang sama , sebagaimana urutan ini diulang- ulang Terrel belajar bahwa perilakunya ( tersenyum ) dapat mengasilkan akibat yang menarik yaitu perhatian cinta kasih dari orang tuanya suatu perilaku yang tidak sengaja yang asli ( tersenyum) telah menjadi respons yang terkondisi .
Bentuk pembelajaran ini disebut operant conditioning .metode ini melibatkan belajar mengasosiasikan tetapi hubungannya antara perilaku dan akibatnya.menurut psikolog AS B. F Skinner  yang menemukan bahwa suatu organisme akan cenderung mengulang sebuah respons yang telah diperkuat ( reinforced ) dengan akibat- akibat yang menarik dan akan menekan sebuah respons tang telah dihukum. Dengan demikian penguatan ( reinforcement ) erupakan proses dimana suatu perilaku diperkuat meningkatkan kecenderungan perilaku tersebut akan diulang . Hukuman       ( punishment ) merupakan proses dimana dimana suatu perilaku diperlemah , mengurangi kemungkinan pengulanganya .
Penguatan bisa positif atau negative penguatan positif terdiri atas pemberian ganjaran seperti makanan, bonus atau pujian atau bermain dengan bayi. Penguatan negatif atas menghilangkan sesuatu yang tidak disukai seseorang, penguatan negatif biasanya dikacaukan dengan hukuman ,hukuman dapat berupa verbal dan firik menurut prinsip- prinsip operan dari skinner ayah memarahi anaknya guna mengurangi kecenderungan anak perempuannya untuk mengulangi kesalahannya. Hukuman  menkan pada suatu perilaku dengan memeberikan kejadian yang aversif ( seperti memukul seorang anak ) .penguatan negatif mendorong pengulangan suatu perilaku dengan menghilangkan atau menghindari suatu peristiwa aversif.
Penguatan paling efektif dengan segera mengiringi suatu perilaku . jika tidak lagi mendapatkan penguatan pada akhirnya respons akan memudar yaitu kembali ketingkat semula. Modifikasi perilaku merupakan suatu bentuk operant conditioning yang digunakan untuk menghilanglan perilaku yang tidak diinginkan atau mengajari perilaku positif secara bertahap. Hal tersebut terutama efektif diantara oran- orang dengan kebutuhan khusus , gangguan mental atau emosional.

Teori Belajar Sosial ( kognitif sosial )

Albert Bandura

Mengembangkan prinsip teori belajar sosial, yang menyatakan bahwa perilaku dipelajari dengan mengamati dan meniru model.teori belajar klasik sosial menyatakan bahwa belajar perilaku sosial yang sesuai , terutama dengan meniru model yaitu melihat orang lain.proses ini dinamakan modeling . peniruan model merupakan unsur terpenting dalam cara anak untuk mempelajari suatu bahasa, menangani agresi , mengembangkan kesadaran moral dan beljar tentang berbagai perilaku sesuai dengan gendernya.
Pada teori kognitif sosial berbagai proses kognitif bekerja seiring dengan manusia mengamati banyak model , belajar sekumpulan perilaku, secra mental menggabunkannya dengan pola –pola yang rumit , sebgai contoh : caca adalah seorang anak terakhir dari 2 bersaudaranya yang laki – laki dia perempuan sendiri, caca melihat kakak kakaknya bertengkar dan bermain menggunakan bahasa- bahasa kasar menyakiti fisik , kemudian saat bermain dia mengamati dan melakukan hal hal yang sama kepda kakak kakanya itu.
Melalui umpan balik pada perilaku mereka, anak –anak secra bertahap membentuk sebagi sumber untuk menilai tindakan –tindakn mereka lebih slektif dalam memilih model yang menjadi panutan standar –standar mereka. Dengan demikian mereka akan mengembangkan kesadaran akan self efficacy yaitu kesadaran atau kemampuan seseornag untuk mengusai berbagi tantangan dan mencapai tujuan.

Teori Kepribadian Humanistik

Abraham Maslow

Teori kepribadian dari Abraham Maslow mempunyai beberapan sebutan sebagai teori humanistic, teori transpersonal . akan tetapi Maskow menyebutnya teor holistik – dinamis karena teori menganggap bahwa keseluruhan diri seseorang terus – menerus termotivasi oleh satu atau lebih kebutuhandan bahwa orang mempunyai potensi untuk tumbuh menuju kesehatan psikologis yaitu aktualisasi diri. Untuk merai aktualisasi diri orang harus memenuhi kebutuhan-kebutuhan di level yang lebih rendah seperti kebutuhan lapar , haus, keamanan , cinta dan harga diri.
Pandangan Maslow tentang motivasi
Teori kepribadian Maslow dibuat berdasarkan asusmsi dasar menganai motivasi . pertama Maslow mengadopsi sebuah pendekatan menyeluruh pada motivasi. Yaitu keseluruhan dari seseorang bukan hanya satu bagian atau fungsi termotvasi.
Kedua, motivasi biasanya kompleks atau terdiri dari beberapa hal , yang bearti bahawa tingkah laku seseorang dapat muncul dari beberapa motivasi yang terpisah. Contohnya : keinginan untuk berhubungan seksual dapat termotivasi oleh kebutuhan akan dominasi, kebersamaan, cinta dan harga diri. Asumsi ketiga adalah bahwa orang berulang kali termotivasi oleh kebutuhan –kebutuhan . ketika sebuah kebutuhan terpenuhi , biasanya kebutuhan tersebut berkurang kekuatan untuk memotivasinya dan digantikan oleh kebutuhan lain, contohnya :selama kebutuhab akan makanan/ rasa lapar belum terpenuhi orang akan selkalu  berusaha mendapatkan makanan.
Asusmsi terakhir mengenai motivasi adalah bahwa kebutuhan- kebutuhan dapat dibentuk menjadi sebuah hirarki.
Hirarki Kebutuhan
Konsep hierarki kebutuhan yang diungkapkan maslow beranggapan bahwa kebutuhan – kebutuhan di level rendah harus terpenuhi atau paling tidak cukup terpenuhi  terlebih dahulu sebelum kebutuhan –kebutuhan di level tinggi menjadi hal yang memotivasi. Lima kebutuhan hirarki ini adalah kebutuhan konatif yang berarti bahwa kebutuhan –kebutuhan ini memili karakter mendorong atau memotovasi.
Maslow mengungkapkan kebutuhan –kebutuhan berikut ini berdasarkan prapotensi diri masing – masing : fisiologis , kamanan , cinta dan keberadaan , penghargaan dan aktualisasi diri.
Kebutuhan fisiologis
Kebutuhan paling mendasar darinsetiap manusia adalah kebutuhan fisiologis termasuk didalamnya adalah makanan , air, oksigen mempertahankan suhu tubuh dan lain lain. Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan yang mempunyai kekuatan / pengaruh paling bedar dalam semua kebutuhan.kebutuhan fisiologis berbeda dengan dengan kebutuhan –kebutuhan lainnya setidaknya dalam dua hal penting.
Yang pertama : kebutuhan fisiologis adalh satu – satunya kebutuhan yang dapat terpenuhi bahkan selalu terpenuhi. Yang kedua : dari kebutuhan fisiologis adalah kemampuannya kembali muncul .

Kebutuhan akan keamanan
Yang termasuk didalamnya dalah keamanan fisik , stabilitas , ketergantungan , perlindungan dan kebabasan dari kekuatan – kekuatan yang menggancam.  Kebutuhan akan keamanan berbeda dengan kebutuhanfisiologis dalam hal ketidak mungkinan kebutuhan akan kramana untuk terpenuhi secra berlebihan.selain itu sebagian oaring dewasa merasa cenderung tidak aman karena ketakutan tidak masuk akal dari masa kecil terhingga masa dewasa dan menyebabakan mereka bertndak seolah mereka takut akan hukuman dari orang tua. Mereka menghabiskan lebih banyak energy daripada energy yang dibutuhkan orang esehat untuk memenuhi kebutuhan akan rasa aman dan ketika mereka tidak berhasil memenuhi kebutuhan tersebut merka akan mengalami apa yang disebut Maslow sebgai kecemasan dasar.

Kebutuhan akan cinta dan keberadaan
Setelah orang memenuhi kebutuha fisiologis dan keaqmanan mereka menjadi termotivasi oleh kebutuhan cinta dan keberadaan . cinta dan keberadaan memiliki beberapa aspek juga mencangkup aspek dari seksualitas dan hubungan dengan manusia lain dan juga untuk memeberi dan mendapatkan cinta.

Kebutuhan akan penghargaan
Kebutuhan akan penghargaan mencangkup penghormatan diri, kepercayaan diri, kemampuan dan pengetahuan yang orang lain hargai tinggi. Maslow mengidentifikasi dua tingkatan kebutuhan akan penghargaan – reputasi dan harga diri.
Reputasi diri adala persepsi akan gengsi dan pengakuan atau ketenaran yang dimiliki seseorang dilihat dari sudut pandang orang lain.sementara harga diri didasari oleh lebih dari sekedar gengsi.

Kebutuhan akan Aktualisasi diri

Akhirnya sesudah semua kebutuhan dasar terpenuhi, munculah kebutuhan meta atau kebutuhan aktualisasi diri, kebutuhan menjadi sesuatu yang orang itu mampu mewujudkannya secara maksimal seluruh bakat –kemampuann potensinya. Aktualisasi diri adalah keinginan untuk memperoleh kepuasan dengan dirinya sendiri (Self fullfilment), untuk menyadari semua potensi dirinya, untuk menjadi apa saja yang dia dapat melakukannya, dan untuk menjadi kreatif dan bebas mencapai puncak prestasi potensinya. Manusia yang dapat mencapai tingkat aktualisasi diri ini menjadi manusia yang utuh, memperoleh kepuasan dari kebutuhan kebutuhan yang orang lain bahkan tidak menyadari ada kebutuhan semacam itu.

 
Carl Rogers
Teori belajar Carl Rogers merupakan salah satu teori belajar humanistik yang
menekankan perlunya sikap saling menghargai dan tanpa prasangka (antara klien dan
terapist) dalam membantu individu mengatasi masalah-masalah kehidupannya. Rogers
menyakini bahwa klien sebenarnya memiliki jawaban atas permasalahan yang dihadapinya dan tugas terapist hanya membimbing klien menemukan jawaban yang benar. Menurut Rogers, teknik-teknik assessment dan pendapat para terapist bukanlah hal yang penting dalam melakukan treatment kepada klien.
Carl Ransom Rogers lahir di Oak Park, Illinois, pada 8 Januari 1902. Pada umur 12 tahun keluarganya mengusahakan pertanian dan Rogers menjadi tertarik kepada pertanian secara ilmiah. Pertanian ini membawanya ke perguruan tinggi, dan pada tahun-tahun pertama Rogers sangat gemar akan ilmu alam dan ilmu hayat. Setelah menyelesaikan pelajaran di University of Wisconsin pada 1924 Rogers masuk Union Theological College of Columbia, disana Rogers mendapat pandangan yang liberal dan filsafat mengenai agama. Kemudian pindah ke Teachers College of Columbia, disana Rogers terpengaruh oleh filsafat John Dewey serta mengenal psikologi klinis dengan bimbingan L. Hollingworth. Rogers mendapat gelar M.A. pada 1928 dan doctor pada 1931 di Columbia. Pengalaman praktisnya yang pertama-tama diperolehnya di Institute for Child Guidance. Lembaga tersebut orientasinya Freudian. Rogers menemukan bahwa pemikiran Freudian yang spekulatif itu tidak cocok dengan pendidikan yang diterimanya yang mementingkan statistik dan pemikiran menurut aliran Thorndike.
Setelah mendapat gelar doktor dalam psikologi Rogers menjadi staf pada Rochester Guidance Center dan kemudian menjadi pemimpinnya. Selama masa ini Rogers dipengaruhi oleh Otto Rank, seorang psychoanalyst yang memisahkan diri dari Freudian yang ortodok.
Pada tahun 1940 Rogers menerima tawaran untuk menjadi guru besar psikologi di Ohio State University. Perpindahan dari pekerjaan klinis ke suasana akademis ini dirasa oleh Rogers sendiri sangat tajam. Karena rangsangannya Rogers merasa terpaksa harus membuat pandangannya dalam psikoterapi itu menjadi jelas. Dan ini dikerjakannya pada 1942 dalam buku Counseling and Psychotheraphy. Pada tahun 1945 Rogers menjadi mahaguru psikologi di Universitas of Chicago, yang dijabatnya hingga kini. Tahun 1946-1957 menjadi presiden the American Psychological Association. Dan meninggal dunia tanggal 4 Februari 1987 karena serangan jantung.

Aktualisasi Diri

Rogers terkenal sebagai seorang tokoh psikologi humanis, aliran fenomenologis-eksistensial, psikolog klinis dan terapis, ide-ide dan konsep teorinya banyak didapatkan dalam pengalaman-pengalaman terapeutiknya.
Ide pokok dari teori – teori Rogers yaitu individu memiliki kemampuan dalam diri sendiri untuk mengerti diri, menentukan hidup, dan menangani masalah–masalah psikisnya asalkan konselor menciptakan kondisi yang dapat mempermudah perkembangan individu untuk aktualisasi diri.
Menurut Rogers motivasi orang yang sehat adalah aktualisasi diri. Jadi manusia yang sadar dan rasional tidak lagi dikontrol oleh peristiwa kanak-kanak seperti yang diajukan oleh aliran Freudian, misalnya toilet trainning, penyapihan ataupun pengalaman seksual sebelumnya.
Rogers lebih melihat pada masa sekarang, dia berpendapat bahwa masa lampau memang akan mempengaruhi cara bagaimana seseorang memandang masa sekarang yang akan mempengaruhi juga kepribadiannya. Namun ia tetap berfokus pada apa yang terjadi sekarang bukan apa yang terjadi pada waktu itu.
Aktualisasi diri adalah proses menjadi diri sendiri dan mengembangkan sifat-sifat dan potensi -potensi psikologis yang unik. Aktualisasi diri akan dibantu atau dihalangi oleh pengalaman dan oleh belajar khususnya dalam masa kanak-kanak. Aktualisasi diri akan berubah sejalan dengan perkembangan hidup seseorang. Ketika mencapai usia tertentu (adolensi) seseorang akan mengalami pergeseran aktualisasi diri dari fisiologis ke psikologis.
Rogers dikenal juga sebagai seorang fenomenologis, karena ia sangat menekankan pada realitas yang berarti bagi individu. Realitas tiap orang akan berbeda–beda tergantung pada pengalaman–pengalaman perseptualnya. Lapangan pengalaman ini disebut dengan fenomenal field. Rogers menerima istilah self sebagai fakta dari lapangan fenomenal tersebut.

Perkembangan Kepribadian

Konsep diri (self concept) menurut Rogers adalah bagian sadar dari ruang fenomenal yang disadari dan disimbolisasikan, dimana “aku“ merupakan pusat referensi setiap pengalaman. Konsep diri merupakan bagian inti dari pengalaman individu yang secara perlahan dibedakan dan disimbolisasikan sebagai bayangan tentang diri yang mengatakan “apa dan siapa aku sebenarnya“ dan “apa yang sebenarnya harus saya perbuat“. Jadi, self concept adalah kesadaran batin yang tetap, mengenai pengalaman yang berhubungan dengan aku dan membedakan aku dari yang bukan aku.
Konsep diri ini terbagi menjadi 2 yaitu konsep diri real dan konsep diri ideal. Untuk menunjukkan apakah kedua konsep diri tersebut sesuai atau tidak, Rogers mengenalkan 2 konsep lagi yaitu:
  1. 1. Incongruence
Incongruence adalah ketidakcocokan antara self yang dirasakan dalam pengalaman aktual disertai pertentangan dan kekacauan batin.
  1. 2. Congruence
Congruence berarti situasi dimana pengalaman diri diungkapkan dengan seksama dalam sebuah konsep diri yang utuh, integral, dan sejati.
Menurut Rogers, para orang tua akan memacu adanya incongruence ini ketika mereka memberikan kasih sayang yang kondisional kepada anak-anaknya. Orang tua akan menerima anaknya hanya jika anak tersebut berperilaku sebagaimana mestinya, anak tersebut akan mencegah perbuatan yang dipandang tidak bisa diterima. Disisi lain, jika orang tua menunjukkan kasih sayang yang tidak kondisional, maka si anak akan bisa mengembangkan congruence-nya. Remaja yang orang tuanya memberikan rasa kasih sayang kondisional akan meneruskan kebiasaan ini dalam masa remajanya untuk mengubah perbuatan agar dia bisa diterima di lingkungan.
Dampak dari incongruence adalah Rogers berfikir bahwa manusia akan merasa gelisah ketika konsep diri mereka terancam. Untuk melindungi diri mereka dari kegelisahan tersebut, manusia akan mengubah perbuatannya sehingga mereka mampu berpegang pada konsep diri mereka. Manusia dengan tingkat incongruence yang lebih tinggi akan merasa sangat gelisah karena realitas selalu mengancam konsep diri mereka secara terus menerus.
Contoh:
Erin yakin bahwa dia merupakan orang yang sangat dermawan, sekalipun dia seringkali sangat pelit dengan uangnya dan biasanya hanya memberikan tips yang sedikit atau bahkan tidak memberikan tips sama sekali saat di restoran. Ketika teman makan malamnya memberikan komentar pada perilaku pemberian tipsnya, dia tetap bersikukuh bahwa tips yang dia berikan itu sudah layak dibandingkan pelayanan yang dia terima. Dengan memberikan atribusi perilaku pemberian tipsnya pada pelayanan yang buruk, maka dia dapat terhindar dari kecemasan serta tetap menjaga konsep dirinya yang katanya dermawan.
Setiap manusia memiliki kebutuhan dasar akan kehangatan, penghargaan, penerimaan, pengagungan, dan cinta dari orang lain. Perkembangan diri dipengaruhi oleh cinta yang diterima saat kecil dari seorang ibu. Kebutuhan ini disebut need for positive regard, yang terbagi lagi menjadi 2 yaitu conditional positive regard (bersyarat) dan unconditional positive regard (tak bersyarat).
• Jika individu menerima cinta tanpa syarat, maka ia akan mengembangkan penghargaan positif bagi dirinya (unconditional positive regard) dimana anak akan dapat mengembangkan potensinya untuk dapat berfungsi sepenuhnya.
• Jika tidak terpenuhi, maka anak akan mengembangkan penghargaan positif bersyarat (conditional positive regard). Dimana ia akan mencela diri, menghindari tingkah laku yang dicela, merasa bersalah dan tidak berharga.
Rogers menggambarkan pribadi yang berfungsi sepenuhnya adalah pribadi yang mengalami penghargaan positif tanpa syarat. Ini berarti dia dihargai, dicintai karena nilai adanya diri sendiri sebagai person sehingga ia tidak bersifat defensif namun cenderung untuk menerima diri dengan penuh kepercayaan.

POKOK-POKOK TEORI ROGERS

Konsepsi-konsepsi pokok dalam teori Rogers adalah:
  1. Organism, yaitu keseluruhan individu (the total individual)
Organisme memiliki sifat-sifat berikut:
  1. Organisme beraksi sebagai keseluruhan terhadap medan phenomenal dengan maksud memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
  2. Organisme mempunyai satu motif dasar yaitu: mengaktualisasikan, mempertahankan dan mengembangkan diri.
  3. Organisme mungkin melambangkan pengalamannya, sehingga hal itu disadari, atau mungkin menolak pelambangan itu, sehingga pengalaman-pengalaman itu tak disadari, atau mungkin juga organisme itu tak memperdulikan pengalaman-pengalamannya.
  4. 2. Medan phenomenal, yaitu keseluruhan pengalaman (the totality of experience)
Medan phenomenal punya sifat disadari atau tak disadari, tergantung apakah pengalaman yang mendasari medan phenomenal itu dilambangkan atau tidak.
  1. Self, yaitu bagian medan phenomenal yang terdiferensiasikan dan terdiri dari pola-pola pengamatan dan penilaian sadar daripada “I” atau “me”.
Self mempunyai bermacam-macam sifat:
  1. Self berkembang dari interaksi organisme dengan lingkungan.
  2. Self mungkin menginteraksikan nilai-nilai orang lain dan mengamatinya dalam cara (bentuk) yang tidak wajar.
  3. Self mengejar (menginginkan) consistency (keutuhan/kesatuan, keselarasan).
  4. Organisme bertingkah laku dalam cara yang selaras (consistent) dengan self.
  5. Pengalaman-pengalaman yang tak selaras dengan stuktur self diamati sebagai ancaman.
  6. Self mungkin berubah sebagai hasil dari pematangan (maturation) dan belajar.
DINAMIKA KEPRIBADIAN
Rogers mengemukakan lima sifat khas dari seseorang yang berfungsi penuh:
Keterbukaan pada pengalaman
Yang berarti bahwa seseorang tidak bersifat kaku dan defensif melainkan bersifat fleksibel, tidak hanya menerima pengalaman yang diberikan oleh kehidupan, tapi juga dapat menggunakannya dalam membuka kesempatan lahirnya persepsi dan ungkapan-ungkapan baru.
Kehidupan eksistensial
Orang yang tidak mudah berprasangka ataupun memanipulasi pengalaman melainkan menyesuaikan diri karena kepribadiannya terus-menerus terbuka kepada pengalaman baru.
Kepercayaan terhadap organisme orang sendiri
Yang berarti bertingkah laku menurut apa yang dirasa benar, merupakan pedoman yang sangat diandalkan dalam memutuskan suatu tindakan yang lebih dapat diandalkan daripada faktor-faktor rasional atau intelektual.
Perasaan bebas
Semakin seseorang sehat secara psikologis, semakin mengalami kebebasan untuk memilih dan bertindak.
Kreativitas
Seorang yang  kreatif bertindak dengan bebas dan menciptakan hidup, ide dan rencana yang konstruktif, serta dapat mewujudkan kebutuhan dan potensinya secara kreatif dan dengan cara yang memuaskan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar