PSIKOTERAPI
Definisi
Psikoterapi seperti halnya konseling , pada dasarnya terapi
berbasis bicara yang bertumpu pada kontak psikologis , teori dan teknik. Psikoterapi
menangani masalah kedalaman bawah sadar , perilaku dan kepribadian yang
berkepanjangan , serta pola – pola klien, ketimbang berfokus pada pemecahan
secara superfisial gejala – gejala yang tampak. Psikoterapi terkait dengan
perubahan kepribadian yang radikal dan jauh mendalam , yang mungkin lebih kuat
daripada perubahan sementara yang simptomatik yang disebabkan oleh konseling.
Psikoterapi , awalnya terkaiterat dengan profisi medis, menangani psikopatologi
klien secara serius , pola – pola tekanan psikologis yang berurat berakar ,
biasanya dianggap berasal dari hubungan yang sangat awal pada masa anak – anak
dan bagian dari dorongan dalam diri . psikoterapi menawarkan harapan untuk
membuat perbedaan nyata pada kehidupan beberapa orang yang mengalami gangguan
atau bahkan kerusakan jiwa yang tidak bisa mendapatkan manfaat terkait krisis
yang berfokus pada gejala.
Psikoterapi membutuhkan komitmen waktu yang substansial kada –kadang
menuntut pasien untuk hadir beberapa kali minggu selama beberapa tahun.
Psikoterapi merupakan salah satu modalitas
terapi yang diandalkan pada pasien psikiatri disamping terapi fisik. Sebetulnya
dalam kehidupan sehari-hari, prinsip-prinsip dan beberapa kaidah yang ada dalam
psikoterapi ternyata juga digunakan, antara lain dalam konseling, pendidikan
dan pengajaran, atau pun pemasaran.
Dalam
praktek, psikoterapi dilakukan dengan percakapan dan observasi. Percakapan
dengan seseorang dapat mengubah pandangan, keyakinan serta perilakunya secara
mendalam, dan hal ini sering tidak kita sadari. Beberapa contohnya, antara lain
seorang penakut, dapat berubah menjadi berani, atau, dua orang yang saling
bermusuhan satu sama lain, kemudian dapat menjadi saling bermaafan, atau,
seseorang yang sedih dapat menjadi gembira setelah menjalani percakapan dengan
seseorang yang dipercayainya. Bila kita amati contoh-contoh itu, akan timbul
pertanyaan, apakah sebenarnya yang telah dilakukan terhadap mereka sehingga
dapat terjadi perubahan tersebut? Pada
hakekatnya, yang dilakukan ialah pembujukan atau persuasi. Caranya dapat
bermacam-macam, antara lain dengan memberi nasehat, memberi contoh, memberikan
pengertian, melakukan otoritas untuk mengajarkan sesuatu, memacu imajinasi,
melatih, dsb. Pembujukan ini dapat
efektif asal dilakukan pada saat yang
tepat, dengan cara yang tepat, oleh
orang yang mempunyai cukup pengalaman. Pada prinsipnya pembujukan ini terjadi dalam kehidupan
sehari-hari, dalam berbagai bidang, dan dapat dilakukan oleh banyak orang.
Dalam dunia
kedokteran, komunikasi antara dokter dengan pasien merupakan hal yang penting
oleh karena percakapan atau pembicaraan merupakan hal yang selalu terjadi diantara
mereka. Komunikasi berlangsung dari saat perjumpaan pertama, yaitu sewaktu
diagnosis belum ditegakkan hingga saat akhir pemberian terapi. Apa pun hasil
pengobatan, berhasil atau pun tidak, dokter akan mengkomunikasikannya dengan
pasien atau keluarganya; hal itu pun dilakukan melalui pembicaraan. Dalam
keseluruhan proses tatalaksana pasien, hubungan dokter-pasien merupakan hal
yang penting dan sangat menentukan, dan untuk dapat membentuk dan membina
hubungan dokter-pasien tersebut, seorang
dokter dapat mempelajarinya melalui prinsip-prinsip psikoterapi.
Sejak berabad yang lalu, para ahli telah menyadari bahwa
psikoterapi berperan penting pada penyembuhan gangguan-gangguan pikiran dan
perasaan, dan dokter berperan penting dalam hal itu (A healer is a person to whom a sufferer tells things; and out of his or
her listening, the healer develops the basis for therapeutic interventions. The
good listener is the best physician for those who are ill in thought and
feeling). Oleh karena itu dahulu
psikoterapi sering disebut sebagai the
talking cure. Psikoterapi diterima sebagai ilmu dan ketrampilan tersendiri,
sebagai pengembangan lebih lanjut dari prinsip-prinsip the talking cure tersebut, oleh karena terdiri atas teknik-teknik
dan metode khusus yang dapat diajarkan dan dipelajari.
Secara non spesifik, psikoterapi dapat menambah efektivitas
terapi lain; sebagai suatu yang spesifik atau khusus, sebagaimana telah
disebutkan di atas, psikoterapi merupakan rangkaian teknik yang digunakan untuk
mengubah perilaku (catatan: teknik merupakan rangkaian tindakan yang dibakukan
untuk mendapatkan perubahan tertentu, bukan urutan perubahan alamiah, sehingga
harus dilatih untuk mencapai ketrampilan optimal).
APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN PSIKOTERAPI ?
Banyak definisi
yang dikemukakan oleh para ahli. Antara lain yaitu bahwa psikoterapi adalah
terapi atau pengobatan yang menggunakan cara-cara psikologik, dilakukan oleh
seseorang yang terlatih khusus, yang menjalin hubungan kerjasama secara
profesional dengan seorang pasien dengan tujuan untuk menghilangkan, mengubah
atau menghambat gejala-gejala dan penderitaan akibat penyakit. Definisi yang
lain yaitu bahwa psikoterapi adalah cara-cara atau pendekatan yang menggunakan
teknik-teknik psikologik untuk menghadapi ketidakserasian atau gangguan mental.
Psikoterapi
disebut sebagai pengobatan, karena merupakan suatu bentuk intervensi, dengan
berbagai macam cara dan metode - yang bersifat psikologik - untuk tujuan yang
telah disebutkan di atas, sehingga psikoterapi merupakan salah satu bentuk
terapi atau pengobatan disamping bentuk-bentuk lainnya dalam ilmu kedokteran
jiwa khususnya, dan ilmu kedokteran pada umumnya.
Sebagaimana
telah disebutkan sebelumnya, talking
cures telah digunakan orang sejak berabad yang lalu. Misalnya, Soranus dari
Ephesus, seorang dokter pada abad pertama Masehi, menggunakan percakapan atau
pembicaraan untuk pasien-pasiennya dan mengubah ide-ide yang irasional dari
pasien depresi. Kini, dalam terapi kognitif (salah satu jenis psikoterapi),
terapis menelusuri cara berpikir yang irasional pada pasien-pasien depresi dan
membimbing mereka agar kemudian dapat mengatasinya sendiri.
Bermula dari
Sigmund Freud, pada akhir abad ke-sembilanbelas, yang memaparkan teori
psikoanalisisnya, psikoterapi kian berkembang hingga kini. Teknik dan metode
yang dicetuskan oleh Freud dapat dikatakan merupakan dasar dari psikoterapi,
yang tampaknya, dalam praktek sehari-hari masih tetap digunakan sebagai dasar,
apa pun teori yang dianut atau menjadi landasan atau pegangan bagi seseorang
yang melakukan psikoterapi .
PRINSIP-PRINSIP UMUM
PSIKOTERAPI
Seperti telah
disebutkan, psikoterapi dilakukan dengan cara percakapan atau wawancara (interview). Dalam suatu wawancara, tidak
dapat dipisahkan antara sifat terapeutik dan penegakan diagnosis.
Biasanya, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan mengandung kedua aspek tersebut,
yaitu untuk mengoptimalkan hubungan interpersonal dengan pasien (sifat
terapeutik), dan untuk melengkapi data dalam usaha menegakkan diagnosis. Dalam
melakukan psikoterapi, wawancara harus lebih mengutamakan aspek terapeutiknya;
data yang diperlukan akan berangsur terkumpul dengan kian membaiknya hubungan
interpersonal yang terjalin antara dokter dengan pasiennya, sehingga
berartinya suatu wawancara tergantung dari sifat hubungan terapis dengan
pasiennya tersebut.
Dalam melakukan
wawancara, hendaknya kita juga melakukan observasi secara menyeluruh
dengan teliti. Sambil mengajukan pertanyaan, kita juga mengamati dan turut
serta (sebagai participant observer)
dalam proses yang sedang berlangsung pada saat dan situasi tersebut (“the here and now”). Yang kita amati yaitu : (1). apa yang terjadi pada pasien,
(2). apa yang terjadi pada pewawancara atau terapis sendiri, serta (3). apa
yang terjadi di antara terapis dan pasiennya. Dalam berhadapan dengan pasien,
dokter atau terapis mempengaruhi pasien dengan sikap dan perkataannya,
dari menit ke menit, saat ke saat. Dalam hal ini, yang perlu diperhatikan
sebetulnya bukan hanya (a).apa yang kita bicarakan, tetapi juga (b). bagaimana
cara kita melakukannya, (c). kapan (saat atau waktu yang tepat) kita
mengungkapkan hal tertentu yang ingin kita sampaikan, serta (d).bagaimana
hubungan antara si penolong (dokter atau terapis) dan yang ditolong (pasien)
tersebut. Hal-hal tersebut dapat membuat pasien menjadi lebih tenang atau
sebaliknya menjadi tegang, lebih terbuka atau tertutup, lebih percaya atau pun
curiga, sehingga dapat disimpulkan bahwa selalu ada pengaruh terapeutik maupun
kontraterapeutik, dan tidak pernah netral sama sekali, karena setiap orang mempunyai
latar belakang kepribadian dan pengalaman hidup yang berbeda-beda, yang
mempengaruhi cara pandang, cara berpikir dan menghayati segala sesuatu.
Hal yang
sebaliknya juga perlu diingat, bahwa wawancara bukan hanya menghasilkan
pengaruh dokter atau terapis atas pasien, namun juga pengaruh pasien terhadap
dokternya. Sang dokter, sadar atau tidak, akan terpengaruh oleh sikap
dan perkataan pasien, yang akan
tercermin dalam sikap, perasaan dan perilakunya sendiri. Dipacu oleh sikap dan perilaku pasien
terhadapnya (ditambah lagi dengan kehidupan fantasinya sendiri), dokter atau terapis dapat
menjadi tenang, tegang,
santai, kuatir, terbuka, tertutup, bosan, sedih, kesal, malu,
terangsang, dll.; perasaan-perasaan
tersebut turut menentukan
apa yang dikatakannya kepada pasien (atau tidak dikatakannya) dan bagaimana
ia mengatakannya. Untuk dapat
mengatasi hal ini seorang dokter atau terapis perlu belajar
untuk memantau perasaan-perasaan reaktifnya tersebut, agar ucapan-ucapan
dan sikapnya terhadap pasien sedapat-dapatnya beralasan profesional dan sedikit
mungkin tercampur dengan
unsur-unsur yang berasal dari respons emosional subyektifnya
sendiri.
Agar tujuan
terapeutik tercapai, hendaknya senantiasa diusahakan agar dokter dapat menciptakan dan memelihara hubungan
yang optimal antara dokter dan pasien. Dalam
mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada pasien, senantiasa harus
dipertimbangkan bilamana dan bagaimana kita akan menanyakan hal
tersebut. Bila konteksnya kurang tepat, misalnya, pasien justru dapat merasa
tersinggung atau dipermalukan oleh pertanyaan kita (nyata atau tidak nyata),
pasien mungkin akan menolak atau menyangkal, atau akan membuat-buat jawabannya.
JENIS-JENIS PSIKOTERAPI
a. Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, psikoterapi
dibedakan atas:
1 Psikoterapi Suportif:
Tujuan:
- Mendukung funksi-funksi ego, atau memperkuat mekanisme defensi
yang ada
- Memperluas mekanisme pengendalian yang dimiliki dengan yang
baru dan lebih baik.
- Perbaikan ke suatu keadaan keseimbangan yang lebih adaptif.
Cara atau pendekatan: bimbingan, reassurance, katarsis emosional, hipnosis, desensitisasi,
eksternalisasi minat, manipulasi lingkungan, terapi kelompok.
2 Psikoterapi
Reedukatif:
Tujuan:
Mengubah pola perilaku dengan meniadakan kebiasaan (habits) tertentu dan membentuk kebiasaan
yang lebih menguntungkan.
Cara atau pendekatan: Terapi perilaku, terapi kelompok, terapi
keluarga, psikodrama, dll.
3. Psikoterapi Rekonstruktif:
Tujuan :
Dicapainya tilikan (insight)
akan konflik-konflik nirsadar, dengan usaha untuk mencapai perubahan luas
struktur kepribadian seseorang.
Cara atau pendekatan: Psikoanalisis klasik dan Neo-Freudian
(Adler, Jung, Sullivan, Horney, Reich, Fromm, Kohut, dll.), psikoterapi
berorientasi psikoanalitik atau dinamik.
b. Menurut “dalamnya”, psikoterapi terdiri atas:
1. ”superfisial”, yaitu yang menyentuh hanya kondisi atau proses
pada “permukaan”, yang tidak menyentuh hal-hal yang nirsadar atau materi
yangdirepresi.
2. “mendalam” (deep),
yaitu yang menangani hal atau proses yang tersimpan dalam alam nirsadar atau
materi yang direpresi.
c. Menurut teknik yang terutama digunakan, psikoterapi dibagi
menurut teknik perubahan yang digunakan, antara lain psikoterapi ventilatif,
sugestif, katarsis, ekspresif, operant
conditioning, modeling, asosiasi bebas, interpretatif, dll.
d. Menurut konsep teoretis tentang motivasi dan perilaku,
psikoterapi dapat dibedakan menjadi: psikoterapi perilaku atau behavioral (kelainan mental-emosional
dianggap teratasi bila deviasi perilaku telah dikoreksi); psikoterapi kognitif
(problem diatasi dengan mengkoreksi sambungan kognitif automatis yang “keliru”;
dan psikoterapi evokatif, analitik, dinamik (membawa ingatan, keinginan,
dorongan, ketakutan, dll. yang nirsadar ke dalam kesadaran). Psikoterapi
kognitif dan perilaku banyak bersandar pada teori belajar, sedangkan
psikoterapi dinamik berdasar pada konsep-konsep psikoanalitik Freud dan
pasca-Freud.
e. Menurut setting-nya,
psikoterapi terdiri atas psikoterapi individual dan kelompok (terdiri atas
terapi marital/pasangan, terapi keluarga, terapi kelompok)
Terapi marital atau pasangan diindikasikan bila ada problem di
antara pasangan, misalnya komunikasi, persepsi,dll. Terapi keluarga,
dilakukan bila struktur dan fungsi dalam suatu keluarga tidak berjalan
sebagaimana mestinya. Bila salah satu anggota keluarga mengalami gangguan jiwa,
akan mempengaruhi keadaan dan interaksi dalam keluarga dan sebaliknya, keadaan
keluarga akan mempengaruhi gangguan serta prognosis pasien. Untuk itu seluruh
anggota keluarga diwajibkan hadir pada setiap sesi terapi. Terapi kelompok,
dilakukan terhadap sekelompok pasien (misalnya enam atau delapan orang), oleh
satu atau dua orang terapis. Metode dan caranya bervariasi; ada yang suportif
dan bersifat edukasi, ada yang interpretatif dan analitik. Kelompok ini dapat
terdiri atas pasien-pasien dengan gangguan yang berbeda, atau dengan problem
yang sama, misalnya gangguan makan, penyalahgunaan zat, dll. Diharapkan mereka dapat
saling memberikan dukungan dan harapan serta dapat belajar tentang cara baru
mengatasi problem yang dihadapi.
f. Menurut nama pembuat
teori atau perintis metode psikoterapeutiknya, psikoterapi dibagi menjadi
psikoanalisis Freudian, analisis Jungian, analisis transaksional Eric Berne,
terapi rasional-emotif Albert Ellis, konseling non-direktif Rogers, terapi
Gestalt dari Fritz Perls, logoterapi Viktor Frankl, dll.
g. Menurut teknik tambahan khusus yang digabung dengan
psikoterapi, misalnya narkoterapi, hypnoterapi, terapi musik, psikodrama,
terapi permainan dan peragaan (play
therapy), psikoterapi religius, dan latihan meditasi.
h. Yang belum disebutkan dalam pembagian di atas namun
akhir-akhir ini banyak dipakai antara lain: konseling, terapi interpersonal,
intervensi krisis.
Sumber :
Palmer Stephen,
konseling dan psikoterapi. 2010
http://www.psikoterapis.com/?en_apa-itu-psikoterapi