PSIKOTERAPI
Dalam perspektif bahasa, psikoterapi berasal dari kata Psyche
dan therapy. Kata psyche berarti jiwa, sedangkan
therapy yang berarti penyembuhan. Jika
digabungkan psikoterapi mempunyai arti penyembuhan jiwa.Psikoterapi
merupakan salah satu modalitas terapi yang terandalkan dalamtatalaksana pasien
psikiatri disamping psikofarmaka dan terapi fisik. Sebetulnya dalamkehidupan
sehari-hari, prinsip-prinsip dan beberapa kaidah yang ada dalam psikoterapi
ternyata juga digunakan, antara lain dalam konseling, pendidikan dan
pengajaran.
Sejak
berabad yang lalu, para ahli telah menyadari bahwa psikoterapi berperan penting
pada penyembuhan gangguan-gangguan pikiran dan perasaan, dan dokter berperan
penting dalam hal itu (A healer is a
person to whom a sufferer tells things; and out of his or her listening, the
healer develops the basis for therapeutic interventions. The good listener is
the best physician for those who are ill in thought and feeling). Oleh karena itu dahulu psikoterapi sering
disebut sebagai the talking cure.
Psikoterapi diterima sebagai ilmu dan ketrampilan tersendiri, sebagai
pengembangan lebih lanjut dari prinsip-prinsip the talking cure tersebut, oleh karena terdiri atas teknik-teknik
dan metode khusus yang dapat diajarkan dan dipelajari.
Secara non spesifik, psikoterapi dapat menambah
efektivitas terapi lain; sebagai suatu yang spesifik atau khusus, sebagaimana
telah disebutkan di atas, psikoterapi merupakan rangkaian teknik yang digunakan
untuk mengubah perilaku (catatan: teknik merupakan rangkaian tindakan yang
dibakukan untuk mendapatkan perubahan tertentu, bukan urutan perubahan alamiah,
sehingga harus dilatih untuk mencapai ketrampilan optimal). Dengan psikoterapi,
seorang dokter akan dapat memanfaatkan teknik-teknik untuk meningkatkan hasil
yang ingin dicapainya. Bila seorang dokter tidak mengerti atau memahaminya,
sebetulnya bukan hanya tidak akan menambah efektivitas terapinya, melainkan
setidaknya dapat menghindarkan hal-hal yang dapat merugikan pasiennya.
Dalam praktek, psikoterapi dilakukan dengan percakapan dan
observasi. Percakapan dengan seseorang dapat mengubah pandangan, keyakinan
serta perilakunya secara mendalam,dan hal ini sering tidak kita sadari.
Beberapa contohnya, antara lain seorang penakut, dapat berubah menjadi
berani, atau, dua orang yang saling bermusuhan satu sama lain, kemudian dapatmenjadi
saling bermaafan, atau, seseorang yang sedih dapat menjadi gembira setelah
menjalani percakapan dengan seseorang yang dipercayainya. Bila kita
amati contoh-contoh itu, akan timbul pertanyaan, apakah sebenarnya yang telah dilakukan terhadap mereka sehingga dapat terjadi perubahan tersebut. Pada hakekatnya yang dilakukan ialah pembujukan atau persuasi. Caranyadapat
bermacam-macam, antara lain dengan memberi nasehat, memberi contoh,
memberikan pengertian, melakukan otoritas untuk mengajarkan sesuatu, memacu imajinasi, melatih, dsb.Pembujukan
ini dapat efektif asal dilakukan pada saat yang tepat, dengan cara yang
tepat, olehorang yang mempunyai cukup pengalaman. Pada prinsipnya pembujukan
ini terjadi dalamkehidupan sehari-hari, dalam berbagai bidang, dan dapat
dilakukan oleh banyak orang
DEFENISI
Psikoterapi merupakan sarana untuk memeriksa pikiran yang bersifat
disfungsional, perasaan, dan perilaku dengan tujuan untuk
mengubah pikirian dengan interaksi yang sistematisantara klien
dan terapis dengan menggunakan prinsip-psinsip psikologis untuk
membantumenghasilkan perubahan dalam tingkah laku, pikiran, dan perasaan klien
dan membantu klienmengatasi tingkah laku yang abnormal dan memecahkan
masalah-masalah dalam hidupnyasehingga klien dapat berkembang sebagai seorang
individu.
PRINSIP PRINSIP UMUM
PSIKOTERAPI
Psikoterapi dilakukan dengan cara percakapan atau wawancara (interview).
Dalam suatuwawancara, tidak dapat dipisahkan antara sifat terapeutik dan
penegakan diagnosis. Biasanya, pertanyaan yang diajukan mengandung kedua aspek tersebut, yaitu untuk
mengoptimalkan hubungan interpersonal dengan pasien (sifat terapeutik), dan
untuk melengkapi data dalam usaha menegakkan diagnosis. Dalam melakukan
psikoterapi, wawancara harus lebih mengutamakan aspek terapeutiknya, data yang
diperlukan akan berangsur terkumpul dengan kian membaiknya hubungan
interpersonal yang terjalin antara dokter dengan pasiennya,
sehingga berartinya suatu wawancara tergantung dari sifat hubungan terapis
dengan pasiennya tersebut.
Dalam melakukan wawancara, hendaknya kita juga melakukan observasi
secara menyeluruhdengan teliti. Sambil mengajukan pertanyaan, kita juga
mengamati dan turut serta (sebagai participant observer )
dalam proses yang sedang berlangsung pada saat dan situasi tersebut (“thehere and now”). Yang kita amati yaitu
: apa yang terjadi pada pasien, apa yang terjadi pada pewawancara atau terapis sendiri, serta apa yang terjadi di antara terapis dan pasiennya. Dalam berhadapan dengan pasien, dokter atau terapis mempengaruhi pasien dengan sikap dan perkataannya,
dari menit ke menit, saat ke saat. Dalam hal ini, yang perlu diperhatikan
sebetulnya bukan hanya apa yang kita bicarakan, tetapi juga
bagaimana cara kita melakukannya, kapan (saatatau waktu yang
tepat) kita mengungkapkan hal tertentu yang ingin kita
sampaikan,dan bagaimana hubungan antara si penolong (dokter atau terapis)
dan yang ditolong (pasien) tersebut.Hal-hal tersebut dapat membuat pasien menjadi
lebih tenang atau sebaliknya menjadi tegang,lebih terbuka atau tertutup, lebih
percaya atau pun curiga, sehingga dapat disimpulkan bahwa selalu ada pengaruh
terapeutik maupun kontraterapeutik, dan tidak pernah netral sama
sekali.
JENIS JENIS PSIKOTERAPI
Menurut konsep teoretis tentang motivasi dan perilaku, psikoterapi
dapat dibedakan menjadi: psikoterapi perilaku atau behavioral (kelainan mental-emosional
dianggap teratasi bila deviasi perilaku telah dikoreksi), psikoterapi kognitif,
psikoterapi analitik,dinamik,intrapersonal,dan humanistik . Psikoterapi
kognitif dan perilaku banyak bersandar padateori belajar, sedangkan psikoterapi
dinamik berdasar pada konsep-konsep psikoanalitik Freuddan pasca-Freud.
Psikodinamik (psikoanalitik)
psikoterapi
Adalah di mana seorang
terapis psikoanalisisakan mendorong klien untuk mengatakan apa pun yang terjadi
melalui pikirannya. HalIni akan membantu klien untuk menyadari makna
tersembunyi atau pola dalam apa yang
Klien lakukan atau katakan yang
mungkin berkontribusi terhadap masalahnya. Klien akandiberikan waktu untuk
berpikir dan berbicara tentang perasaannya tentang diri sendiridan
orang lain (terutama keluarga dan orang-orang terdekat). Biasanya
klien akanmembahas apa yang terjadi dalam hidup klien saat ini, apa yang
telah terjadi di masa lalu, bagaimana masa lalu dapat mempengaruhi bagaimana Anda merasa, berpikir dan berperilaku
sekarang.
Adalah suatu bentuk psikoterapi
dengan cara membantu kliendalam mengatasi masalah yaitu dengan mengubah cara
klien berperilaku. Sebagai contoh,klien mungkin perlu untuk mengatasi rasa
takut, atau fobia. Terapis akan membantu kliensecara bertahap, dengan menggunakan
lebih banyak waktu untuk situasi yang sedangklien rasakan, seperti rasa takut,
penggunaan waktu yang lebih lama akan membantuklien merasa lebih nyaman dan
santai dalam terapi ini.
Terapi kognitif analitis
Adalah suatu bentuk pengobatan di
mana seorang terapismembantu pasien untuk memahami hal-hal yang tidak beres di
masa lalunya danmengeksplorasi bagaimana untuk memastikan bahwa mereka tidak
bersalah pada waktuyang akan datang.
Terapi interpersonal
Adalah suatu bentuk psikoterapi
untuk pengobatan untuk depresi.Hal ini bertujuan untuk membantu klien untuk
memahami bagaimana masalah yangdihadapinya, dan membantu klien untuk mengetahui
bagaimana memperkuat hubunganantar sesama dan menemukan bagaimana cara yang
lebih baik untuk mengatasimasalah
Terapi humanistik
Adalah suatu bentuk
psikoterapi yang berfokus untuk mengenalikemampuan manusia dalam bidang-bidang
seperti kreativitas, pertumbuhan pribadi, dan pilihan. Tujuan utamanya adalah untuk mencari tahu bagaimana individu memandangdiri
mereka sendiri dan untuk mengenali pertumbuhan, pengarahan diri sendiri,
dantanggung jawab. Metode ini membantu klien dalam upaya untuk
mengenali kekuatanmereka dengan pengalaman dan pemahaman.
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai,
psikoterapi terbagi atas : psikoterapi suportif, psikoterapi
reedukatif, dan psikoterapi rekonstruktif
A. Terapi supportive
Suatu
terapi yang tidak merawat atau memperbaiki kondisi yang mendasarinya, melainkan
meningkatkan kenyamanan pasien.
Penyembuhan
Supportif (Supportive Therapy)
Merupakan
perawatan dalam psikoterapi yang mempunyai tujuan untuk :
·
Memperkuat benteng pertahanan (harga
diri atau kepribadian)
·
Memperluas mekanisme pengarahan dan
pengendalian emosi atau kepribadian
— Pengembalian
pada penyesuaian diri yang seimbang.
Ø Penyembuhan
supportif ini dapat menggunakan beberapa metode dan teknik
pendekatan, diantaranya :
o
Bimbingan (Guidance)
o
Mengubah lingkungan (Environmental
Manipulation)
o
Pengutaraan dan penyaluran arah minat
o
Tekanan dan pemaksaan
o
Penebalan perasaan (Desensitization)
o
Penyaluran emosional
o
Sugesti
o
Penyembuhan inspirasi berkelompok (Inspirational Group
Therapy)
B. Penyembuhan
Reedukatif (Reeducative Therapy)
Suatu
metode pnyembuhan yang mempunyai bertujuan untuk mengusahakan penyesuaian
kembali, perubahan atau modifikasi sasaran/tujuan hidup, dan untuk menghidupkan
kembali potensi. Adapun metode yang dapat digunakan antara lain :
·
Penyembuhan sikap (attitude therapy)
·
Wawancara (interview psychtherapy)
·
Penyembuhan terarah (directive therapy)
C. Penyembuhan
Rekonstruktif (Reconstructive Therapy)
Penyembuhan
rekonstruktif mempunyai tujuan untuk menimbulkan pemahaman terhadap konflik
yang tidak disadari agar terjadi perubahan struktur karakter dan untuk
perluasan pertunbuhan kepribadian dengan mengembangkan potensi. Metode dan
teknik pendekatannya antara lain :
·
Psikoanalisis
·
Pendekatan transaksional (transactional
therapy)
·
Penyembuhan analitik berkelompok
Tidak ada komentar:
Posting Komentar