Kepemimpinan
Pemimpin
Perkataan pemimpin/leadear mempunyai macam-macam pengertian
dari para ahli. Berikut ini terdapat beberapa definisi tentang pemimpin yang
dikemukakan oleh para ahli diantaranya :
Menurut
Malayu S.P Hasibuan (2011), pemimpin adalah seseorang yang mempergunakan
wewenang dan kepemimpinannya untuk mengarahkan orang lain serta bertanggung
jawab atas pekerjaan orang tersebut dalam mencapai suatu tujuan.
Menurut
Stephen. P. Robbins (2005), pemimpin adalah orang yang mampu mempengaruhi orang
lain dan memiliki wewenang manajerial.
pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan
dan kelebihan, khususnya kecakapan dan kelebihan di satu bidang sehingga dia
mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi
pencapaian satu atau beberapa tujuan.
Menurut Henry Pratt Fairchild dalam pemimpin adalah
seorang yang memimpin dengan jalan memprakarsai tingkah laku sosial dengan
mengatur, mengarahkan, mengorganisir atau mengontrol usaha/upaya orang lain
atau melalui kekuasaan dan posisi.
Berdasarkan beberapa pengertian menurut para ahli diatas, dapat
disimpulkan bahwa pemimpin adalah seseorang yang memiliki
kemampuan untuk mengarahkan bawahannya untuk mencapai tujuan organisasi.
Definisi
kepemimpinan secara sederhana menyatakan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan
memperoleh konseus dan keikatan pada sasaran bersema , melampaui syarat –
syarat organiasasi. Yang dicapai dengan pengalaman sumbangan dan kepuasan di pihak
kelompok kerja. Jadi pemimpin manajer berusha melampaui harapan perusahaan.
Kemampuan
memperoleh : kepemimpinan merupakan proses pengaruh yang memungkinkan manajer
membuat orang – orangnya bersedia mengerjakan apa yang harus dikerjakan ,
mengerjakan dengan baik apa yang seharusnya dikerjakan. Tetapi proses
mempengaruhi ini jarang yang sepihak .
Pada
sasaran bersama : ini menandakan kepemimpinan dari manipilasi . tinjauan
pemimpin jarang dapat sama tetapi harus ada sasaran yang sama jika ingin
bekerjasama.
Seiring
perkembangan zaman, kepemimpinan
secara ilmiah mulai berkembang bersamaan dengan pertumbuhan manajemen
ilmiah yang lebih dikenal dengan ilmu tentang memimpin. Hal ini terlihat dari
banyaknya literatur yang mengkaji tentang leadership dengan
berbagai sudut pandang atau perspektifnya. Leadership tidak
hanya dilihat dari bak saja, akan tetapi dapat dilihat dari penyiapan sesuatu
secara berencana dan dapat melatih calon-calon pemimpin.
Kepemimpinan atau leadership
merupakan ilmu terapan
dari ilmu-ilmu social, sebab prinsip-prinsip dan rumusannya diharapkan dapat
mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan manusia. Ada banyak pengertian yang
dikemukakan oleh para pakar menurut sudut pandang masing-masing,
definisi-definisi tersebut menunjukkan adanya beberapa kesamaan.
Pengertian Kepemimpinan
Menurut
Tead; Terry; Hoyt Pengertian Kepemimpinan yaitu kegiatan
atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada
kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai
tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.
Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan yang baik adalah
suatu gaya yang dapat memaksimumkan produktivitas, kepuasan kerja, pertumbuhan,
dan mudah menyesuaikan dengan segala situasi yang berkembang dan ada disekitar
kita. Berikut ini definisi dari gaya kepemimpinan menurut para ahli :
Menurut Veithzal Rivai (2004), gaya
kepemimpinan adalah sekumpulan ciri yang digunakan pimpinan untuk mempengaruhi
bawahan agar sasaran organisasi tercapai
Menurut Malayu. S. P Hasibuan (2011),
gaya kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan,
agar mau bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan
organisasi.
Menurut
Stephen P. Robbins (2005),
gaya kepemimpinan adalah cara yang digunakan seseorang untuk mempengaruhi kelompok menuju tercapainya sasaran.
Menurut
Thoha (dalam Teguh Sriwidadi dan Oey Charlie, 2011), gaya kepemimpinan adalah cara yang digunakan
oleh seorang pemimpin dalam mempengaruhi bawahan agar mau melaksanakan tugas
dan kewajibannya sesuai dengan yang diharapkan agar tercapai tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya.
Berdasarkan beberapa pengertian gaya
kepemimpinan dapat diambil kesimpulan bahwa gaya kepemimpinan adalah suatu cara
yang digunakan oleh seorang pemimpin untuk mempengaruhi bawahannya untuk
mencapai tujuan organisasi.
Macam-Macam Gaya Kepemimpinan
1. Gaya Otokratis
Gaya otokratis menggambarkan pemimpin
yang biasanya cenderung memusatkan wewenang, mendiktekan metode kerja, membuat
keputusan unilateral, dan membatasi partisipasi karyawan.
2. Gaya Demokratis
Gaya Demokratis menggambarkan pemimpin
yang cenderung melibatkan karyawan dalam mengambil keputusan, mendelegasikan
wewenang, mendorong partisipasi dalam memutuskan metode dan sasaran kerja, dan
menggunakan umpan balik sebagai peluang untuk melatih karyawan.
3. Gaya Laissez Faire
Dalam gaya laisezz faire, pemimpin umumnya memberi kelompok kebebasan penuh
untuk membuat keputusan dan menyelesaikan pekerjaan dengan cara apa saja yang
dianggap sesuai.
Menurut White & Lippit Harbani
(2008) gaya kepemimpinan terdiri dari 3 macam yaitu :
1.
Gaya
kepemimpinan Otokratis
Dalam tipe ini, pemimpin menentukan
sendiri “policy” dan dalam rencana
untuk kelompoknya, membuat keputusan-keputusan sendiri namun mendapatkan
tanggung jawab penuh. Bawahan harus patuh dan mengikuti perintahnya, jadi
pemimpin tersebut menetukan atau mendiktekan aktivitas dari anggotanya.
Pemimpin otokratis biasanya merasa bahwa mereka mengetahui apa yang mereka
inginkan dan cenderung mengekspresikan kebutuhan-kebutuhan tersebut dalam
bentuk perintah-perintah langsung kepada bawahan. Dalam kepemimpinan otokrasi
terjadi adanya keketatan dalam pengawasan, sehingga sukar bagi bawahan dalam
memuaskan kebutuhan egoistisnya.
·
Kebaikan
dari gaya kepemimpinan adalah :
a.
Keputusan
dapat diambil secara tepat.
b. Tipe ini baik digunakan pada bawahan
yang kurang disiplin, kurang inisiatif, bergantung pada atasan dan kurang
kecakapan.
c.
Pemusatan
kekuasaan, tanggung jawab serta membuat keputusan terletak pada satu orang
yaitu pemimpin.
·
Kelemahannya
adalah :
a. Dengan tidak diikutsertakannya bawahan
dalam mengambil keputusan atau tindakan maka bawahan tersebut tidak dapat
belajar mengenai hal tersebut.
b. Kurang mendorong inisiatif bawahan dan
dapat mematikan inisiatif bawahannya tersebut.
c. Dapat menimbulkan rasa tidak puas dan
tertekan.
d. Bawahan kurang mampu menerima tanggung
jawab dan tergantung pada atasan saja.
2. Gaya kepemimpinan Demokrasi
(Demokratis)
Dalam gaya ini pemimpin sering
mengadakan konsultasi dengan mengikuti bawahannya dan aktif dalam menentukan
rencana kerja yang berhubungan dengan kelompok. Disini pemimpin seperti
moderator atau koordinator dan tidak memegang peranan seperti pada kepemimpinan
otoriter. Partisipan digunakan dalam kondisi yang tepat akan menjadikan hal
yang efektif. Maksudnya supaya dapat memberikan kesempatan pada bawahannya untuk mengisi atau memperoleh
kebutuhan egoistisnya dan memotivasi bawahan dalam menyelesaikan tugasnya untuk
meningkatkan produktivitasnya pada pemimpin demokratis, sering mendorong
bawahan untuk ikut ambil bagian dalam hal tujuan-tujuan dan metode-metode serta
menyokong ide-ide dan saran-saran. Disini pemimpin mencoba mengutamakan “human relation” (hubungan antar manusia)
yang baik dan mengerjakan secara lancar.
·
Kebaikan
dari gaya kepemimpinan ini adalah :
a. Memberikan kebebasan lebih besar
kepada kelompok untuk megadakan kontrol terhadap supervisor.
b. Merasa lebih bertanggungjawab dalam
menjalankan pekerjaan.
c.Produktivitas lebih tinggi dari apa
yang diinginkan manajemen dengan catatan bila situasi memungkinkan.
d. Lebih matang dan bertanggung jawab
terhadap status dan pangkat yang lebih tinggi.
·
Kelemahannya
adalah :
a. Harus banyak membutuhkan koordinasi
dan komunikasi.
b. Membutuhkan waktu yang relatif lama
dalam mengambil keputusan.
c.Memberikan persyaratan tingkat “skilled” (kepandaian) yang relatif
tinggi bagi pimpinan.
d. Diperlukan adanya toleransi yang besar
pada kedua belah pihak karena dapat menimbulkan perselisihan.
3. Gaya kepemimpinan Laissez Faire
Yaitu gaya kepemimpinan kendali bebas.
Pendekatan ini bukan berarti tidak adanya sama sekali pimpinan. Gaya ini
berasumsi bahwa suatu tugas disajikan kepada kelompok yang biasanya menentukan
teknik-teknik mereka sendiri guna mencapai tujuan tersebut dalam rangka mencapai sasaran-sasaran dan kebijakan
organisasi. Kepemimpinan pada tipe ini melaksanakan perannya atas dasar
aktivitas kelompok dan pimpinan kurang mengadakan pengontrolan terhadap
bawahannya. Pada tipe ini pemimpin akan meletakkan tanggung jawab keputusan sepenuhnya kepada
para bawahannya, pemimpin akan sedikit saja atau hampir tidak sama sekali
memberikan pengarahan. Pemimpin pada gaya ini sifatnya positif dan seolah-olah
tidak mampu memberikan pengaruh kepada bawahannya.
·
Kebaikan
dari gaya kepemimpinan ini :
a. Ada kemungkinan bawahan dapat
mengembangkan kemampuannya, daya kreativitasnya untuk memikirkan dan memecahkan
persoalan serta mengembangkan rasa tanggung jawab.
b. Bawahan lebih bebas untuk menunjukkan
persoalan yang ia anggap penting dan tidak bergantung pada atasan sehingga
proses yang lebih cepat.
·
Kelemahannya
adalah :
a. Bila bawahan terlalu bebas tanpa
pengawasan, ada kemungkinan terjadi penyimpangan dari peraturan yang berlaku
dari bawahan serta dapat mengakibatkan salah tindak dan memakan banyak waktu
bila bawahan kurang pengalaman.
b. Pemimpin sering sibuk sendiri dengan
tugas-tugas dan terpisah dari bawahan. Beberapa tidak membuat tujuan tanpa
suatu peraturan tertentu.
c. Kelompok dapat mengkambing hitamkan
sesuatu, kurang stabil, frustasi, dan merasa kurang aman.
Sifat-Sifat Pemimpin
Upaya
untuk menilai sukses atau gagalnya pemimpin itu antara lain dilakukan dengan
mengamati dan mencatat sifat-sifat dan kualitas/ mutu perilakunya, yang dipakai
sebagai criteria untuk menilai kepemimpinannya. Menurut Ordway Tead dalam buku
Kartini Kartono (2010) sifat-sifat pemimpin terdiri dari :
1. Energi
jasmaniah dan mental
Hampir
semua pribadi pemimpin memiliki tenaga jasmani dan rohani yang luar biasa yaitu
mempunyai daya tahan, keuletan, kekuatan atau tenaga yang istimewa yang tampaknya
seperti tidak akan pernah habis. Hal ini ditambah dengan kekuatan-kekuatan
mental berupa semangat juang, motivasi kerja, kesabaran, ketahanan batin dan
kemauan yang luar biasa untuk mengatasai semua permasalahan yang dihadapi.
2. Kesadaran
akan tujuan dan arah
Ia
memiliki keyakinan yang teguh akan kebenaran dan kegunaan dari semua perilaku
yang dikerjakan, dia tahu persis kemana arah yang akan ditujunya, serta pasti
memberikan manfaat bagi diri sendiri maupun bagi kelompok yang dipimpinnya.
3. Antusiasme
Pekerjaan
yang dilakukan dan tujuan yang akan dicapai itu harus sehat, berarti, bernilai,
memberikan harapan-harapan yang menyenangkan, memberikan sukses dan menimbulkan
semangat kerja. Semua ini dapat membangkitkan antusiasme, optimisme, dan
semangat besar pada pribadi pemimpin maupun para anggota kelompok.
4. Keramahan
dan Kecintaan (friendliness amd
affection)
Kasih
sayang dan dedikasi pemimpin dapat menjadi tenaga penggerak yang positif untuk
melakukan perbuatan yang menyenangkan bagi semua pihak. Keramah tamahan itu
mempunyai sifat mempengaruhi orang lain juga membuka setiap hati yang masih
tertutup untuk menanggapi keramahan tersebut.
5. Integritas
( keutuhan, kejujuran dan ketulusan hati)
Pemimpin
itu harus bersifat terbuka, merasa utuh bersatu, sejiwa dan seperasaan dengan
bawahannya bahkan merasa senasib dan sepenanggungan dalam satu perjuangan yang
sama.
6. Penguasaan
Teknis
Setiap
pemimpin harus memiliki satu atau beberapa kemahiran teknis tertentu, agar ia
mempunyai kewibawaan dan kekuasaan untuk memimpin kelompoknya.
7. Ketegasan
dalam mengambil keputusan
Pemimpin
yang berhasil itu pasti dapat mengambil keputusan secara tepat, tegas dan cepat
sebagai hasil dari kearifan dan pengalamannya. Selanjutnya ia mampu meyakinkan
para anggotanya akan kebenaran keputusannya.
8. Kecerdasan
(Intelligence)
Kecerdasan
yang perlu dimiliki oleh setiap pemimpin itu merupakan kemampuan untuk melihat
dan memahami dengan baik, mengerti sebab dan akibat kejadian, menemukan hal-hal
yang krusial dan cepat menemukan cara penyelesaiannya dalam waktu singkat.
9. Keterampilan
mengajar (teaching skill)
Pemimpin
yang baik itu adalah seorang guru yang mampu menuntun, mendidik, mengarahkan,
mendorong, dan menggerakkan bawahannya untuk berbuat sesuatu.
10. Kepercayaan
(Faith)
Keberhasilan
pemimpin itu pada umumnya sealu didukung kepercayaan bawahannya. Yaitu
kepercayaan bahwa anggota pasti dipimpin dengan baik, dipengaruhi secara
positif, dan diarahkan sasaran-sasaran yang benar.
Fungsi Kepemimpinan
fungsi
seorang pemimpin terdiri dari :
1. Memandu
2. Menuntun
3. Membimbing
4. Memberi
atau membangunkan motivasi-motivasi kerja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar